MEDAN-analisatoday.com-Ketua Pergerakan Anti Korupsi (Permak), Asril Hasibuan manyebut, Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu), Bobby Nasution salah alamat dalam pengaspalan Rumah Dinas (Rumdis) Gubernur, Tahun Anggaran (TA) 2018, senilai Rp 2 miliar.
“Bobby Nasution itu salah Alamat, karena mempersoalkan Rumah Dinas Gubsu, senilai 2 miliar ke Edy Rahmayadi. Sebab, proyek itu semasa Gubsu dijabat oleh Tengku Erry Nuradi. Dan yang paling bertanggung jawab dalam proyek itu adalah Pj. Bupati Langkat Faisal Hasrimi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Biro Umum Pemprovsu,”kata Asril. Minggu (10/11/2024).
Menurut Arsil, Cagubsu Nomor Urut 1, itu tidak menguasai data dan informasi soal proyek pengaspalan itu. “Andaikan saya jadi Bobby Nasution, pasti aku evaluasi itu ring utama. Sebab, data yang diberikannya salah,”ujar dia.
Meski begitu, sambung dia, semestinya Bobby juga memfilter data dan informasi sebelum memunculkannya ke Publik. Sehingga tidak dipermalukan oleh Masyarakat karena menyajikan data yang tidak akurat.
“Makanya pak Edy saat debat kemarin itu tak mau menjawab si Bobby, yang ambisi bertanya soal pengaspalan rumah dinas Gubsu tersebut. Kalau dijawab pak Edy, kan malu Pj. Bupati Langkat itu. Kan macam asbun (asal bunyi) jadinya si Bobby terlihat kemarin di debat,”terangnya.
Wakil Sekretaris Relawan Blok Sumut (RBS) ini juga mengungkap Faisal Hasrimi merupakan alumni IPDN yang diprotes Masyarakat Garuda Sumatera Utara (Margasu) saat aksi damai di depan Kantor Gubsu beberapa waktu lalu, terkait tidak netralnya kelompok IPDN jelang Pilgubsu 27 November 2024.
Kabarnya, Faisal Hasrimi juga mau dijadikan Kadis Kesehatan Provinsi Sumut, yang sampai dengan saat ini tidak juga dilantik, karena Pj. Gubsu Agus Fatoni tidak mau terlibat dalam kepentingan di Pilgubsu. Jika Faisal Hasrimi jadi Kadis Kesehatan Sumut, bisa dibayangkan dan sangat berpotensi Anggaran Kesehatan dan PNS serta honorer kesehatan se Sumut diarahkan kepada salah satu calon Gubsu.
“Lain kali Bobby, jika mau data dan informasi tentang Pemprov Sumut, bisa bertanya ke RBS, biar tak salah alamat cakapnya di debat publik. Kan biar tak malu punya pembisik yang menyesatkan,”pungkasnya.Frans Marbun