HUMBAHAS–analisatoday.com-Calon Bupati Humbang Hasundutan Nomor urut 2, Hendri Tumbur Simamora, bersama istri Astilda Sinabutar, menyempatkan diri menjenguk sejumlah warga yang sedang sakit. Selain menguatkan semangat sembuh, Hendri menggali informasi layanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat.
Pertama, Hendri dan istri, mendatangi kediaman Ama Saur Siregar di Dusun III, Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kamis (20/11/2024) malam.
“Sudah lima tahun ini kena sakit kronis. Tapi karena ga ada uang, jadi berobat biasa saja yang bisa,” sebut Ama Saur Siregar.
Hendri sempat terenyuh mendengar pengakuan Ama Saur Siregar yang terpaksa pasrah pada nasib akibat ketiadaan biaya berobat. Apalagi, Ama Saur Siregar rela menahan sakit dalam lima tahun terakhir. Sakit Ama Saur Siregar kian bertambah parah, pasca kematian istrinya dua bulan lalu.
“Untuk makan, tunggu kiriman dulu dari anak-anaknya. Merantau orang itu,” tambah Ama Saur Siregar.
Saat sedang berbincang, telepon Hendri berdering. Detik berikutnya, suara di ujung telepon memberi informasi bahwa ada warga lain yang juga ingin dijenguk.
Beberapa menit belalu, Hendri pamit, kemudian bergerak ke rumah Oppu Clara Lumbangaol, terpaut 400 meter dari kediaman Ama Saur Siregar.
Derita Oppu Clara Lumbangaol jauh lebih tragis akibat mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan kakinya terpaksa diamputasi.
“Ada kemarin itu datang orang pemerintahan. Katanya orang Dinas Sosial. Tanya nama dan ambil foto. Katanya mau kasih bantuan. Ini sudah empat tahun, tapi belum pernah datang lagi,” ujar Oppu Clara Lumbangaol kecewa.
Oppu Clara Lumbangaol bahkan mengaku, Kepala Dusun (Kadus) setempat, kini enggan datang sekadar menjenguk.
“Kadus pun sudah tidak berani lagi datang. Padahal, kami di pedesaan ini, untuk mengurus KTP saja, harus menyogok Kepala Desa. Inilah kondisi Humbang Hasundutan ini sekarang,” ucap Oppu Clara Lumbangaol sedih.
Hendri kemudian bergeser ke rumah Ama Hinca Bakkara, juga masih di kawasan Dusun III, Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, beberapa ratus meter dari rumah Oppu Clara Lumbangaol.
Informasi Hendri Tumbur Simamora dan istri datang menjenguk orang sakit, ternyata menyebar di kawasan itu. Akibatnya, sejumlah warga yang sedang sakit, menyampaikan harapannya untuk dijenguk. Hendri dan istri menyahuti harapan masyarakat tersebut.
Setelah tiba, Hendri melihat Boru Lumbangaol, istri Ama Hinca Bakkara, terbaring lemah akibat mengidap diabetes hingga mengakibatkan berat tubuhnya kini hanya 28 kilogram. Dugaan pihak keluarga, Boru Lumbangaol tidak mendapat perawatan maksimal dan dan akibat terjadi kesalahan diagnosa hingga kekeliruan dalam penanganan perawatan.
“Selama ini dikasih obat asam lambung, padahal saya gula. Berat badan saya sekarang tinggal 28 kilo sekarang. Mau gimana lagi. Sudah nasib ini,” ujar Boru Lombangaol pasrah.
Meski telah berobat menggunakan layanan kesehatan BPJS, penyakit Boru Lumbangaol tidak kunjung sembuh, hingga mengakibatkan ia dan keluarga putus asa.
Selanjutnya, Hendri dan istri mendatangi kediaman Marianus Siregar, penderita diabetes akut yang sempat disarankan oleh pihak medis untuk menjalani amputasi kaki kiri.
“Sudah dua tahun tidak bisa jalan. Gula 700. Suntik insulin empat kali sehari. Suntik sendiri jadinya. Jadi tau cara suntik sendiri jadinya,” aku Marianus Siregar.
Kepada Hendri, Marianus Siregar menitipkan harapan, agar Hendri dapat memenangkan Pilkada serentak Humbang Hasundutan 2024.
“Dari hati yang paling dalam ini, semoga Bapak Hendri bisa menang, Bisa bantu banyak masyarakat, orang-orang seperti kami ini nanti,” harap Marianus Siregar.
Jelang tengah malam, Hendri tersadar, ia dan istri telah mendatangi 7 rumah untuk saling memberi semangat sembuh.
Hendri menegaskan, dengan kondisi layanan kesehatan di Humbang Hasundutan saat ini, ia mencanangkan Universal Health Coverage (UHC), sebuah program yang akan menjamin seluruh warga mendapatkan akses kesehatan, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki BPJS.
“UHC adalah solusi konkret untuk mengatasi persoalan seperti ini. Tidak boleh ada lagi warga yang menderita bertahun-tahun tanpa pengobatan hanya karena tidak mampu. Ini tragis sekaligus menyedihkan,” tegs Hendri.
Hendri juga menyoroti pentingnya reformasi birokrasi untuk memastikan bantuan sosial dan pelayanan publik sampai tepat sasaran kepada warga yang membutuhkan.
“Akar dari semua ini adalah kemiskinan. Jika kemiskinan seperti saat ini terus dipelihara, masyarakat Humbang Hasundutan akan merugi. Ini yang harus kita ubah. Perubahan ini hanya bisa terjadi jika kita semua berani menolak politik uang,” sebut Hendri.
Namun, dengan menjenguk warga yang sedang sakit, tekad Hendri melakukan perubahan Humbang Hasundutan ke arah yang lebih baik, semakin kuat. Ia ingin menciptakan sebuah masa yang dapat memberikan layanan kesehatan prima bagi masyarakat Humbang Hasundutan.
“Sebenarnya kita pantas marah. Bukan pada pemerintah Humbahas saat ini, tetapi marah pada kondisi saat ini, yang sebenarnya perlu mendapat solusi cepat. Kita perlu sahuti kebutuhan masyarakat akan pentingnya layanan dan jaminan kesehatan. Kalau saya bilang, sudah saatnya Humbang Hasundutan punya Program Humbahas Sehat,” tutup Hendri.Frans Marbun