MANDAILING NATAL-analisatoday.com- Milda Panggabean, seorang Guru Honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nomor 003 Sihepeng Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal dihapus dari Dapodik.
Penghapusan itu dilakukan oleh Munawir selaku operator sekolah. Namun, penghapusan itu dilakukan atas permintaan Kepala Sekolah, Kasniati Pulungan. Milda Panggabean pun hanya bisa meratapi Nasibnya jadi guru harus terhenti, meskipun sudah mengabdi selama 11 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, Rahmad Hidayat Dalimunthe mengakui, Kepala Sekolah memang memiliki kewenangan untuk mengangkat atau memberhentikan Guru Honorer Komite. Namun, tidak semata-mata langsung menghentikannya begitu saja. Tetapi harus dibarengi dengan teguran atau peringatan terlebih dahulu.
“Kami akan memanggil Kepala Sekolahnya untuk mengklarifikasi terkait masalah ini. Jika terbukti tidak ada permasalahan dari pihak Milda Panggabean, kami akan mengarahkan agar Milda dimasukkan kembali ke dalam data Dapodik sebagai Guru Honor Komite,”katanya.
Berbeda dengan Kepala Dinas, Kasniati Pulungan, justru tidak memberikan respon terkait dengan penghapusan itu.
Terpisah, Sammani, saudara Milda mengaku penghapusan adiknya dari Dapodik Sekolah itu diduga kuat karena adanya kepentingan pribadi Kepala Sekolah. Sebab, setelah saudaranya dihapuskan dari Dapodik, posisinya kemudian digantikan oleh kerabat sang Kepala Sekolah.
“Mungkin, begitulah Nasib warga kecil yang tidak memiliki kerabat atau saudara yang jadi pejabat. Sehingga kapan saja bisa digantikan. Apalagi sekarang inikan semua serba sulit,”kata Sammani dengan berurai Air Mata.
Menurut dia, meskipun lahir dan besar dari keluarga biasa. Namun, mereka masih memiliki harapan dan harga diri. “Kami sadar kok kalau kami ini berasal dari rakyat jelata. Tidak punya kedudukan dan tidak punya kerabat pejabat. Tetapi setidaknya, sampaikanlah apa yang jadi kesalahan dan perbutan adikku yang membuat Kepsek itu jadi susah supaya kami berubah diri. Kalau ujug-ujug dicap tidak baik tanpa ada pemberitahuan apapun kan kesannya tidak baik,”ungkapnya.
Suasana kebatinan keluarga Milda pun kini sedang dirudung kesedihan yang mendalam. “Harus kah rakyat jelata seperti kami menderita secara kebatinan? Atau ini kah yang diingkan Kepsek itu? Ah, tetapi mudah-mudahan apa yang aku pikirkan ini tidak seperti kenyataanya. Walaupun, selama ini yang saya ketahui, dia (Milda) baik-baik saja dalam bekerja,”terangnya dengan mata memerah.
Sammani pun berharap Bupati Kabupaten Mandailing Natal dan Kepala Dinas Pendidikan segera mengambil tindakan. “Kalau berkenan, pak Bupati dan Kadis Pendidikan kembalikanlah posisi adikku seperti semula. Walaupun kami rakyat jelata, tetapi kami juga punya hak yang sama dengan yang lain di Republik ini. Tolonglah pak Bupati dan Pak Kadis Pendidikan sesekali dengarkanlah jeritan rakyat jelata ini,”pungkasnya.ASY.