News

Hendri Simamora– Yanto Sihotang Tolak Politik Uang di Humbahas

×

Hendri Simamora– Yanto Sihotang Tolak Politik Uang di Humbahas

Sebarkan artikel ini
Upacara Borhat-borgat: Pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Humbang Hasundutan nomor urut 2, Dr. Hendri Simamora, SE, M.Si – Ir. Yanto Sihotang bersama para istri, mengenakan ulos dan mendapat suguhan ikan mas dalam upacara Borhat-borhat Pungguan Siraja Oloan di rumah salah seorang warga di Desa Sihite I, Kecamatan Doloksanggul,
Upacara Borhat-borgat: Pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Humbang Hasundutan nomor urut 2, Dr. Hendri Simamora, SE, M.Si – Ir. Yanto Sihotang bersama para istri, mengenakan ulos dan mendapat suguhan ikan mas dalam upacara Borhat-borhat Pungguan Siraja Oloan di rumah salah seorang warga di Desa Sihite I, Kecamatan Doloksanggul,

HUMBAHAS – analisatoday.com-Calon Bupati dan calon Wakil Bupati Humbang Hasundutan Nomor urut 2, Hendri Simamora–Yanto Sihotang, semakin kuat menyerukan penolakan terhadap politik uang (money politik) di Pilkada serentak Humbang Hasundutan 2024.

Bukan tanpa alasan, pasangan Hendri – Yanto, ingin tegak lurus dengan arahan pemerintah yang menyuarakan Indonesia harus bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), yang selama ini diyakini sebagai biang kerok yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seruan itu kembali ditegaskan pasangan Hendri – Yanto kepada masyarakat yang tergabung dalam Perkumpulan Marga dan Keturunan (Pungguan) Siraja Oloan (SRO) pada acara prosesi adat dan doa restu (Borhat-borhat) di rumah salah seorang warga di Desa Sihite I, Kecamatan Doloksanggul, Minggu (17/11/2024) sore.

“Katakanlah, jika pasangan kami kalah nanti akibat dari komitmen menolak politik uang, kami sudah siap. Kami tidak menyesal. Itulah prinsif kami. Tetapi jika menang, kemenangan itu bukan milik kami, tetapi milik semua masyarakat Humbang Hasundutan,”kata Hendri.

Hendri juga mengajak seluruh masyarakat Humbang Hasundutan untuk memahami bahaya politik uang pada Pilkada 2024. Politik uang akan menjadi penyebab kepala daerah tidak lagi mengedepankan kepentingan masyarakat, tetapi lebih pada bagaimana mengembalikan biaya politik yang telah dihabiskan.

“Kita harus memulai perubahan dari Humbang Hasundutan ini. Kembali saya ajak masyarakat untuk mengukir sejarah. Inilah saatnya. Oleh karena itu, slogan kami On Ma Tikkina (inilah saatnya) ” ajak Hendri.

Hendri juga menekankan pentingnya pemerintahan yang inklusif yakni pemerintahan yang bisa menyesuaikan diri dengan budaya dan adat istiadat lain, tidak hanya pada satu keturunan marga tertentu, namun juga pada marga dan budaya lain yang ada di Humbang Hasundutan.

“Kepemimpinan kami bukan hanya untuk satu marga, tetapi untuk seluruh marga dan semua budaya masyarakat di Humbang Hasundutan. Filosofi ‘holong do ondolan (landasannya adalah kasih) akan menjadi landasan kami untuk bekerja untuk semua marga dan suku,” tambahnya.

Holong do ondolan memiliki makna mengandalkan rasa cinta kasih dalam setiap perilaku dan tindakan. Ini menjadi dasar sekaligus prinsip utama dalam membangun komunikasi dua arah antara pemegang kebijakan dengan masyarakat dari segala strata sosial, suku, ras dan adat istiadat.

Komitmen tolak politik uang di Pilkada Humbang Hasundutan mendapat simpati dari tokoh-tokoh Pungguan Siraja Oloan. Mereka sepakat bahwa praktik politik uang berdampak buruk dan akan mempengaruhi kepemimpinan kepala daerah yang terpilih nantinya, baik dalam menentukan kebijakan maupun dalam mengelola keuangan daerah.

Mangatas Manullang, tokoh Pungguan Siraja Oloan, bahkan mengajak seluruh keluarga besar Pungguan Siraja Oloan untuk memenangkan pasangan Hendri – Yanto yang mengusung prinsip tolak politik uang, karena diyakini tidak akan tersandera oleh desakan untuk mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan pada Pilkada Humbang Hasundutan 2024.

“Kami memang sudah lama rindu pemimpin macam ini. Punya kharisma seperti Raja Sisingamangaraja. Inilah saatnya kita bersatu. Kapan lagi Humbahas ini maju. Punya masa depan, kalau bukan dari sekarang ini. Kami mau ikut berjuang,” ujar Mangatas Manullang.

Senada dengan tetua Pungguan Siraja Oloan, Amir Sihite mengatakan, penyematan ulos kepada pasangan Hendri – Yanto pada cara Borhat-borhat, mencerminkan harapan besar sekaligus menyerahkan tanggungjawab agar membawa perubahan positif bagi kesejahteraan Humbang Hasundutan di masa mendatang.

“Makna ulos ini adalah semangat kami untuk Pak Hendri sama Pak Yanto untuk bangkit bersama-sama. Harapan kami, kalau bisa, menanglah orang Bapak ini. Biar ada perubahan nanti,” harap Amir Sihite.

Selain menyematkan ulos, para tokoh Pungguan Siraja Oloan juga menyuguhkan ikan mas sebagai simbol berlimpahnya berkah dan harmonisasi dalam kehidupan.

“Kalau sudah dikasih ikan, itu sama saja dengan doa minta keberkahan. Semoga Bapak Hendri nanti mendapat berkat Tuhan. Pak Yanto juga begitu saat mereka memimpin nanti. Untuk seluruh masyarakat Humbang juga semua keberkahan itu nanti kita harapkan,” tutup Amir Sihite. Frans Marbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *