NewsRagam

OK Zulfan Memperkenalkan Jenis Tengkulok Melayu

×

OK Zulfan Memperkenalkan Jenis Tengkulok Melayu

Sebarkan artikel ini
OK Zulfani Anhar, Kabid Kebudayaan Kota Medan
OK Zulfani Anhar, Kabid Kebudayaan Kota Medan

MEDAN, analisatoday.com – Tengkulok atau tengkuluk adalah seni ikat kepala khas Melayu yang telah dikenal sejak zaman dahulu. Di kalangan masyarakat Melayu Kota Medan dan Sumatera Utara, istilah tengkulok merujuk pada ikat kepala laki-laki yang memiliki bentuk lipatan khusus, yang disebut karangan atau solek.

Menurut Kabid Kebudayaan Kota Medan, OK Zulfani Anhar, tengkulok memiliki kaitan erat dengan status sosial pemakainya. Dulu, bentuk tengkulok yang dikenakan rakyat merupakan adaptasi sederhana dari tengkulok bangsawan. Rakyat tidak diperkenankan meniru bentuk tengkulok para raja secara persis. Namun, kini batasan tersebut kian longgar.

Tengkulok awalnya dibuat dari kain songket, yang dulunya hanya diperuntukkan bagi kalangan bangsawan. Kini, songket menjadi bahan umum. Di masa lampau, tengkulok bahkan diyakini memiliki kekuatan spiritual melalui rajah yang disematkan di dalam lipatannya.

Masyarakat Melayu Sumatera Timur mengenal beberapa jenis tutup kepala pria, antara lain:
• Songkok: Terbuat dari beludru, digunakan secara umum maupun oleh bangsawan (model cekung).
• Songkok Lebai (Lobei): Berwarna putih, dikenakan oleh guru mengaji atau tokoh agama.
• Tengkulok: Seni lipat kain dengan karangan khas.
• Destar (Detar): Tutup kepala adat berhias, digunakan dalam upacara resmi.
• Semutar (Sejumbang/Semujam): Lilitan kain sederhana untuk aktivitas sehari-hari.

Tengkulok memiliki beragam bentuk dasar, seperti:
• Seludang Buluh: Menyerupai kelopak bambu muda.
• Belah Mumbang: Mirip belahan putik kelapa muda.
• Setanjak (Tanjak): Kain segitiga yang dilipat naik (menanjak).
• Lacak: Bentuk sederhana yang praktis dipakai siapa saja.

Jenis karangan tengkulok berkembang seiring waktu, baik dari lingkungan kerajaan maupun hasil pertukaran budaya antar wilayah. Di antaranya: Sebang Selat, Pari Mudik, Elang Menyambar, Sudu Itik, Tebing Laksmana, hingga Getam.

Tengkulok tak sekadar pelengkap busana, tapi juga simbol martabat, identitas, dan kekayaan budaya Melayu yang patut dilestarikan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *