Selahaji, analisatoday.com – Masyarakat Melayu di Desa Selahaji dan Serang Jaya, Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat, tengah dibuat geger. Pasalnya, dalam acara perpisahan siswa kelas III SMP Negeri Selahaji yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 lalu, tak satu pun tarian khas Melayu ditampilkan.
Yang mengejutkan, para penari justru mengenakan busana adat Melayu, namun membawakan tarian, musik, dan lagu yang berakar dari budaya Batak dan daerah lain. Hal ini sontak memicu kekecewaan dan kemarahan warga, yang merasa identitas budaya mereka terpinggirkan dalam acara resmi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Langkat.
“Ini sangat melukai perasaan kami sebagai masyarakat Melayu. Pakai baju Melayu, tapi menari bukan tarian Melayu? Di negeri kami sendiri, budaya kami malah diabaikan!” ujar Mael, salah satu tokoh masyarakat yang menyuarakan keresahan ini dalam surat terbuka kepada para Datok, Tengku Kejuruan, dan Ketua Syarikat Melayu Kabupaten Langkat.
Lebih lanjut, Mael menegaskan bahwa apa yang dilakukan pihak sekolah bertentangan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 4 Tahun 2024 dan Peraturan Bupati Langkat Nomor 34 Tahun 2024 tentang Kebudayaan Daerah, yang mewajibkan pelestarian dan pemajuan budaya lokal dalam setiap kegiatan resmi.
Peristiwa ini kini jadi buah bibir, bahkan menyebar hingga ke negeri jiran di aceh tamiang. Warga menyebut kejadian tersebut sebagai “tamparan bagi marwah budaya Melayu Langkat”, dan mendesak tindakan nyata agar tidak terulang di masa mendatang.
Masyarakat kini menantikan langkah tegas dari para pemangku adat dan pemerintah, agar kejadian serupa tidak kembali mencederai jati diri Negeri Bertuah. (Red)