MEDAN, analisatoday.com – Perkumpulan Politeknik Swasta Indonesia (Pelita Indonesia) Wilayah Sumatera Utara resmi melantik pimpinan wilayahnya di Kampus Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) Medan. Acara ini juga diisi dengan diskusi panel bertema “Peran Politeknik dalam Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara. (14/03/2025)”
Direktur Politeknik WBI, Dr. Jenny Elisabeth, menyampaikan rasa bangganya karena dipercaya menjadi tuan rumah untuk pelantikan pengurus wilayah PELITA Indonesia pertama se-Indonesia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk menjadikan politeknik sebagai institusi yang diperhitungkan dalam mencetak SDM berkualitas. “Mari bergenggaman tangan untuk memajukan institusi politeknik di Sumatera Utara,” tambahnya.
Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan SK oleh Diding Kusnady, Direktur Politeknik Ganesha Medan sekaligus Sekretaris DPW Pelita Sumut, dan prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pelita Indonesia Akhwanul Akmal.
Setelah pelantikan, Ketua Pengurus Wilayah PELITA Sumut, Fery Sihaloho, memberikan sambutan. Ia berharap organisasi ini bisa menjadi titik terang bagi politeknik swasta di Sumatera Utara agar tidak lagi dianggap sebagai institusi kelas dua.
Ketua Umum Pelita Indonesia, Akhwanul Akmal, dalam sambutannya menekankan bahwa politeknik swasta memiliki peran penting dalam mencetak tenaga kerja yang siap pakai dan inovatif. Ia menyoroti tiga kunci utama dalam meningkatkan daya saing politeknik:
- Pengelolaan SDM yang Baik – Meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan.
- Tata Kelola Digital – Mendorong sistem manajemen yang lebih modern dan transparan.
- Kolaborasi, Bukan Kompetisi – Saling bekerja sama untuk kemajuan bersama.
Ketua LLDIKTI Wilayah I Sumut, Prof Saiful Anwar Matondang dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini terdapat 13 politeknik swasta di Sumatera Utara. Ia menekankan bahwa program diploma diarahkan untuk mencetak tenaga operator profesional yang siap bekerja di dunia usaha dan industri. Namun, ia juga menyoroti adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dan program studi yang ada.
“Di Sumatera Utara, kita memiliki banyak perkebunan karet, tetapi tidak ada program studi khusus tentang karet. Ini menunjukkan masih adanya miskomunikasi antara dunia pendidikan dan dunia industri. Ke depan, politeknik harus lebih adaptif dalam menciptakan program studi yang sesuai dengan kebutuhan daerah,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi panel, narasumber Dr. Fikri Alhaq Fachryana yang merupakan Main Branch Head JNE Sumatera Utara menyoroti pentingnya SDM terapan di dunia industri. Ia menyampaikan bahwa dunia usaha lebih senang menerima lulusan yang memiliki keterampilan praktis dan siap kerja. Salah satu contoh nyata adalah menurunnya Indeks Kinerja Logistik Indonesia (LPI) akibat penurunan kompetensi tenaga kerja di sektor logistik.
“Saat ini, kompetensi logistik semakin menurun, sehingga berpengaruh pada daya saing industri. Oleh karena itu, kami berharap politeknik dapat menciptakan program studi yang lebih relevan, seperti manajemen logistik e-commerce, yang sangat dibutuhkan di era digital ini,” ujar Fikri.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa industri saat ini tidak hanya membutuhkan lulusan dengan kompetensi dasar, tetapi juga inovasi yang mampu memberikan efisiensi dalam operasional bisnis.
“Kompetensi saja tidak cukup. Industri butuh inovasi yang bisa memberikan efisiensi. Politeknik harus menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kreatif dan memberikan solusi nyata untuk dunia usaha dan industri,” tambahnya.
Sementara itu, narasumber Rahmat W. Sembiring yang merupakan Dosen Politenik Negeri Medan, yang berhasil meraih penghargaan Best Paper di Amsterdam, menegaskan bahwa politeknik memiliki potensi besar untuk berkembang dan diakui di tingkat internasional.
“Prestasi ini membuktikan bahwa politeknik bisa besar dan diakui. Namun, untuk mencapai hal tersebut, kita harus membenahi kurikulum dan meningkatkan kolaborasi dengan industri agar kurikulum yang diterapkan benar-benar berorientasi pada kebutuhan industri,” jelasnya.
Menurutnya, Sumatera Utara memiliki potensi besar dalam berbagai sektor industri, dan politeknik harus mampu memanfaatkannya dengan menyusun kurikulum yang tepat. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam memperkuat kolaborasi antara politeknik dan industri, di antaranya:
- Kesenjangan Kurikulum – Kurikulum yang diajarkan di politeknik belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan industri.
- Keterbatasan Dana – Anggaran yang terbatas membuat pengembangan program studi dan fasilitas masih kurang optimal.
- Komitmen Industri – Tidak semua perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk bekerja sama dengan dunia pendidikan.
Sebagai solusi, Rahmat W. Sembiring menawarkan beberapa strategi untuk mengatasi tantangan tersebut:
- Penyelarasan Kurikulum – Politeknik harus aktif bekerja sama dengan industri dalam menyusun kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
- Peningkatan Anggaran – Mendorong pendanaan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan institusi pendidikan untuk mendukung pengembangan politeknik.
- Membangun Jaringan – Memperluas kerja sama dengan berbagai sektor industri, baik di dalam maupun luar negeri, untuk menciptakan peluang lebih luas bagi lulusan politeknik.
Narasumber Alfi Syahriza, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara, mendorong politeknik swasta untuk lebih aktif dalam menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah.
“Politeknik swasta harus segera melakukan MoU dan MoA dengan gubernur dan dinas-dinas terkait untuk mengembangkan serta mengomersialisasikan penelitian terapan. Ini akan menjadi peluang besar untuk politeknik dalam mendukung pembangunan daerah secara nyata,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Sumatera Utara memiliki fokus pembangunan di dua sektor utama:
- Bioindustri – Mengembangkan inovasi berbasis hayati untuk pertanian, perkebunan, dan kesehatan.
- Wisata Berkarakter – Membangun industri pariwisata yang memiliki nilai unik dan daya saing global.
Setelah diskusi panel, acara dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama, sebagai ajang mempererat silaturahmi antara para peserta, pimpinan politeknik, dan para narasumber.
Dengan pelantikan ini, politeknik swasta di Sumatera Utara diharapkan semakin berkembang dan berkontribusi dalam mencetak SDM unggul bagi daerah dan Indonesia. RIG