Politik

Wakil Rektor: Alumni Yang Tidak Bermoral Itu Produk Gagal Universitas

×

Wakil Rektor: Alumni Yang Tidak Bermoral Itu Produk Gagal Universitas

Sebarkan artikel ini
Wakil Rektor III Universitas HKBP Nommensen, Maringan Panjaitan
Wakil Rektor III Universitas HKBP Nommensen, Maringan Panjaitan

MEDAN-analisatoday.com- Wakil Rektor III Universitas HKBP Nommensen, Maringan Panjaitan menyebut, Universitas wajib mengingatkan atau menegur alumninya yang tidak memiliki moral baik saat mendaftarkan dirinya menjadi Calon Kepala Daerah (Cakada).

“Universitas HKBP Nommensen memiliki standar norma yang harus dipatuhi oleh setiap Mahasiswa saat kuliah. Standard nya itu adalah tidak gila. Gila dalam arti tidak melanggar norma, etika, moral dan kesusilaan. Jadi, orang-orang yang melanggar kesusilaan itu adalah orang-orang yang gila, sebab hanya orang gila yang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,”katanya.

Sebab, tambah dia, dasar dari ilmu pengetahuan adalah moral dan kampus menjadi tempat untuk membentuk karakter seseorang untuk bermoral. “Kampus itu, selain untuk mengasah ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pembentukan karakter,”ujarnya.

Meski begitu, masih kata Maringan, tidak semua orang yang ditempa dengan moral baik itu berhasil, ada juga yang gagal. “Saya sebut itu produk gagal karena gila,”ungkapnya.

Kami, sambung Maringan, akan menegur dan mengingatkan bila ada alumni Universitas HKBP Nommensen yang tidak bermoral. “Kami akan tegur itu, baik secara lisan maupun dalam bentuk lain. Bila perlu kita akan sosialisasikan adanya pelanggaran norma itu kepada Masyarakat supaya Masyarakat tau bahwa ada Cakada yang tidak bermoral,”terangnya.

Maringan Panjaitan mengingatkan, agar semua pihak yang ikut dalam kontestasi pemilihan Kepala Daerah untuk menjunjung tinggi norma. “Syarat menjadi calon Kepala Daerah itu kan harus sehat Jasmani dan Rohani. Jasmani itu Fisik dan Rohani itu jiwa, batin. Dengan kata lain, jika seseorang itu tidak bermoral berarti jiwanya sedang tidak baik, batinnya tidak baik. Lalu, jika seseorang itu doyan main Judi, selingkuh, mabuk lalu memukuli orang karena pengaruh minuman keras berarti kejiwaanya sedang tidak baik. Ini perlu dipahami oleh semua pihak terkait, terutama penyelenggara pemilu agar betul-betul melakukan verifikasi kerohanian itu dengan baik,“pungkasnya.Frans Marbun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *